Kamis, 03 November 2011

MENGHILANGKAN TRAUMA DALAM TRADING


Dalam posting ini, kita akan melihat apa yang terjadi ketika pedagang/trader menemukan bahwa emosi dari masa lalu, atau peristiwa traumatis mengganggu dalam perdagangan mereka.

Trauma psikologis bisa mengena semua trader yang telah mengalami loss besar. Apalagi bukan uang kita sendiri hemm.... mo liat chart aja bisa muntah-muntah deh. Emosional peristiwa yang menyakitkan dapat mempengaruhi kita dengan berbagai tingkat trauma, dengan mengakibatkan gangguan pikiran dan suasana hatidan akhirnya akan berpengaruh terhadap sikap kita terhadap lingkungan.

Kalau misal ada persoalan perselingkuhan pada pasangan kita, dan ternyata mengakibatkan traumatis. Ini merupakan Ancaman terhadap keamanan emosional, hidup diliputi kenangan yang menyakitkan, pikiran terganggu dan perasaan marah dan pengkhianatan, dan kesulitan berikutnya dalam mempercayai orang lain. Bahkan bisa-bisa semua lawan jenis kita dianggap gak bener semua.. wkkkkkk...

Sama kayak trading, kalau sudah trauma trading, liat laptop rasanya pigin banting aja. Apalagi liat chart hihihiiii... Bahkan parahnya, liat trader yang sukses, bisa jadi benci dah... Dan kalau liat trader habis kolaps, senang dan merasa mendukung pendapatnya bahwa trading itu racun wkkkkkkk... Dampak traumatis, bisa-bisa mengancam keselamatan dan keamanan seseorang. Makanya, disini pentingnya keluar dari perdagangan yang direncanakan dengan baik, dengan imbalan yang menguntungkan yang sepadan terhadap risiko, maka tidak akan ada trauma. Kehilangan lebih dari setengah modal Anda bisa juga membuat trauma... bisa-bisa, yang terjadi adalah emosi dan ingin melenyapkann seluruh uang yang tersisa... malah berbahaya kan? Jika modal adalah apa yang Anda andalkan untuk masa depan Anda, ternyata habis sudah hohohohohoooo..., sulit untuk percaya bahwa rasanya hilangnya setengah masa depan Anda.

Manajemen risiko yang buruk adalah alasan utama pedagang/trader mengalami pengalaman traumatis. Menempatkan taruhan yang besar terhadap ukuran account seseorang menghadapkan kita pada risiko yang merusak psikologis serta keuangan. Makanya, sebenarnya berkali-kali sudah di ingatkan, "modal adalah yang fresh, dan jika kehilangan sewaktu-waktu, tidak akan merusak perekonomian saku atau keluarga." Ini bukan hanya besarnya mutlak kerugian yang mengancam kita secara emosional, melainkan arti psikologis kerugian tersebut. Banyak trader bereaksi kuat terhadap kerugian, bukan hanya karena jumlah dolarnya saja, tetapi karena kerugian menandakan potensi kematian mimpi-mimpi indah sebagai trader. hayoooo.. ngaku sajalah! Sudah banyak mimpi kan untuk sebagai trader? Pingin punya mobil bagus, pingin punya istri cantik, rumah yang indah... hehehhee... Makanya begitu loss, ya merasa hancur deh hidupnya, makanya.. mimpi-mimpi itu sesuaikan modal dan kemampuan juga yah? jangan modal $50 pingin cepet meraih mimpi-mimpi tadi dengan segera, begitu kandas... perasaan hancur lebur dah...

Sangat mudah dan romantis untuk trader..hihihihii... Untuk mereka yang tergoda untuk bermain, keluarlah dari fantasi ini, izinkan saya untuk berbagi perspektif saya:

Aku bukan psikolog. Tapi pengalaman trading saya mendidikku belajar psikologi trading. Aku melihat penderitaan mereka dengan kecemasan dan depresi, saya membantu mereka mengambil sisa-sisa potongan asa.... dan mencoba untuk menemukan kembali gairah tradingnya. Saya juga melihat anggota keluarga yang harus membayar harga mahal atas perilakunya itu. Ini tentang mimpi yang hilang, tentang tagihan tidak dapat dibayar, tentang dikejar-kejar hutang dan kebutuhan dasar tidak dapat dipenuhi. hix hix hix hix....

Selalu saya bilang "Anda akan menemukan kesempatan besar berikutnya" Dan saya ingin sesekali menulis dan posting ini, untuk mereka yang memiliki keadaan sama seperti ini. Anggap saja saya sedang mencoba menghibur penderitaan traumatis dalam trading, dan free.. wkkkkkkkkk.....

"Lho, gimana menghilangkan trauma dalam trading Kang?"
"Pertama, yakin Anda bisa kembali bangkit! Kedua, lebih tekun belajar daripada tekun mengingat-ingat kenangan buruk masa lalu...Ketiga, tekun baca-baca yang memotivasi diri. Empat, lebih dekatkan pada Yang Maha Kuasa, dan banyak berdoa..."
"Itu aja Kang?"
"Halah, lakukan dulu satu persatu... kalau sudah, baru nanya lainnya... Orang koq senengnya -saat mendengarkan-, giliran praktik koq susah hihihihiii...!

Woke Bro!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar